Bagi sebagian orang, presentasi merupakan suatu aktivitas yang
menegangkan karena harus berbicara di depan banyak orang. Namun bagi
sebagian orang lainnya, presentasi sangatlah mengasyikkan karena bisa
berbagi ilmu pengetahuan dengan orang lain secara langsung dan sifatnya
interaktif. Apa sebenarnya presentasi itu? Presentasi dapat dipahami
sebagai suatu aktivitas penyajian materi tertentu yang disampaikan atau
dikemukakan pada sekelompok orang yang disebut sebagai
audience.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
presentasi digunakan oleh berbagai kalangan untuk beragam kepentingan.
Sebut saja penyampaian ide atau gagasan, pengenalan produk, penyampaian
rencana atau program kerja, penyampaian materi pelatihan, dan lain
sebagainya. Hampir dapat dipastikan bahwa presentasi digunakan dalam
berbagai aspek dan bidang kehidupan.
Meskipun banyak kalangan yang melakukan presentasi untuk mencapai
tujuannya, namun tidak sedikit yang belum melakukannya secara maksimal.
Artinya, presentasi yang dibawakan cenderung monoton sehingga
membosankan. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada banyak faktor yang
mempengaruhi ‘ketidaksuksesan’ presentasi. Misalnya saja, presentator
kurang mengenali
audience sehingga kurang interaktif,
presentator kurang menguasai materi, atau bisa juga alat bantu visual
yang digunakan terlalu sederhana dan kurang menarik.
Lantas, bagaimana cara agar presentasi lebih menarik? Mudah saja.
Berikut ini disajikan trik membuat presentasi lebih menarik sehingga
mampu menggugah semangat
audience untuk memperhatikan setiap sesi presentasi dari awal hingga akhir.
1. Kenali Audience
Keberadaan
audience dalam sebuah presentasi memiliki peranan yang penting.
Audience menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan presentasi. Banyak atau sedikitnya
audience
tidak akan menjadi masalah, jika presentator memiliki persiapan yang
baik untuk melakukan presentasi. Berkenaan dengan hal tersebut,
presentator ‘wajib’ mengenali
audience-nya sebelum memulai presentasi.
Audience umumnya adalah sekelompok orang yang heterogen,
yakni memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda. Secara
garis besar presentator harus mengenal profil dan karakter dari
audience-nya. Hal ini dimaksudkan agar presentator dapat menghadapi
audience dengan lebih percaya diri.
Apa saja yang perlu diketahui presentator dari
audience-nya?
Setidaknya ada tiga faktor yakni demografi, psikografi, dan situasi.
Ketiga faktor tersebut memiliki jangkauan pemahaman yang luas. Berikut
penjelasan singkatnya.
Faktor demografi yang dimaksudkan dalam kaitannya dengan pengenalan
audience ini adalah karakteristik
audience
yang mencakup tingkat usia, gender, suku atau ras, pendidikan, tingkat
pendapatan, dan lainnya. Perbedaan faktor-faktor tersebut dalam setiap
diri
audience berpengaruh pada presentasi yang akan dilakukan. Mengapa? Setiap
audience dengan karakteristik yang berbeda tentunya akan memiliki keinginan yang berbeda pula.
Contohnya, kelompok usia yang berbeda umumnya memiliki keinginan yang berbeda pula dalam hal menerima suatu informasi.
Audience yang tergolong dalam kelompok usia muda cenderung lebih senang berkomunikasi dengan bentuk tulisan dan pesan singkat. Sementara
audience yang
tergolong kelompok usia tua cenderung lebih tertarik untuk menyimak
penyampaian presentasi secara langsung, jelas, dan padat. Perbedaan
tersebut tentunya tidak akan menjadi masalah apabila
audience Anda
hanya terdiri dari satu kelompok usia saja. Namun, jika beragam maka
Anda dituntut untuk mampu menyeimbangkan dan mengakomodasi keinginan
dari setiap kelompok sehingga mereka memiliki ketertarikan yang sama
terhadap presentasi yang disampaikan. Dengan mengenal beragam
karakteristik tersebut, presentator bisa menyajikan sebuah presentasi
yang lebih ‘hidup’, dimana terjalin interaksi dengan
audience.
Faktor psikografi mencakup pengetahuan, minat, harapan, motivasi,
bahasa, pengaruh, dan hubungan. Informasi mengenai faktor-faktor
tersebut juga sangat penting bagi presentator karena
audience
yang heterogen memiliki tingkat pengetahuan dan minat yang berbeda
terkait dengan materi presentasi yang akan disampaikan. Misalnya
perbedaan dalam hal pengetahuan. Pengetahuan
audience akan berpengaruh pada pemahamannya terhadap materi presentasi yang disampaikan. Jika
audience Anda
memiliki level pengetahuan yang tidak terlalu tinggi, maka sebaiknya
gunakan bahasa sederhana yang lebih mudah dipahami dan sebisa mungkin
hindari penggunaan istilah-istilah yang terdengar asing di telinga
audience. Hal ini dimaksudkan agar
audience lebih mudah memahami materi dan
enjoy selama presentasi berlangsung.
Sebuah presentasi tidak hanya sekedar menyampaikan materi saja,
tetapi juga membangun persepsi yang baik dan jelas mengenai suatu hal
serta menumbuhkan semangat atau motivasi bagi
audience. Dengan memahami faktor-faktor psikografi
audience, maka presentator dapat memilih penggunaan istilah yang dapat dipahami dengan mudah oleh seluruh
audience.
Ketika presentasi berlangsung, ada banyak kemungkinan yang terjadi. Misalnya saja,
audience
berbicara sendiri bahkan keluar meninggalkan ruangan presentasi. Jika
presentator tidak mampu menguasai situasi, maka kondisi tersebut bisa
membuyarkan konsentrasi yang berakibat pada kekacauan penyampaian
materi. Oleh sebab itu, presentator harus mampu menguasai situasi saat
membawakan presentasi apapun rintangan yang terjadi baik bersumber dari
audience maupun alat bantu yang digunakan.
Lantas, bagaimana cara mengetahui faktor-faktor tersebut? Ada banyak
cara yang bisa dilakukan oleh seorang presentator untuk mengenal
audience-nya, di antaranya:
Wawancara langsung merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan dalam upaya mengenal
audience.
Cara ini umumnya dilakukan beberapa saat sebelum presentasi dilakukan.
Adapun tujuan untuk memperoleh beragam informasi secara lebih detail
mengenai
audience. Teknik ini dinilai efektif karena mampu memberikan informasi yang relevan.
Teknik pengenalan yang satu ini dilakukan untuk memperoleh
‘feel’ yang dirasakan oleh calon
audience
dengan cara merasakan lingkungan kerjanya. Namun, teknik pengenalan ini
biasanya dilakukan oleh presentator yang akan memberikan presentasi di
hadapan kalangan tertentu, misalnya pelatihan atau
workshop untuk
karyawan di perusahaan tertentu. Selain memberikan materi, juga
membangun motivasi karyawan untuk terus semangat bekerja dan
berprestasi.
Teknik lain yang bisa dilakukan untuk mengenal
audience
adalah dengan melakukan survei via internet. Jaringan internet pada
prinsipnya merupakan jendela dunia. Apapun informasi yang dibutuhkan
tersedia di jaringan tersebut, tak terkecuali informasi mengenai
karakteristik
audience.
2. Kuasai Materi
Syarat mutlak untuk menyajikan presentasi yang sukses adalah
menguasai materi. Penguasaan terhadap materi memungkinkan presentator
untuk lebih leluasa dalam membawakan presentasinya. Secara lebih lanjut,
presentator juga tidak akan terpaku pada slide yang menyebabkan
jalannya presentasi terkesan monoton. Dengan menguasai materi,
presentator juga akan menguasai situasi.
Presentator yang mampu menguasai materi akan lebih mudah menghadapi
segala kemungkinan yang terjadi selama jalannya presentasi. Misalnya
saja muncul pertanyaan dari
audience secara tiba-tiba di saat
presentator menyampaikan materi. Jika presentator menguasai materi, maka
kejadian tersebut dapat dihadapi dengan mudah. Di samping itu,
penguasaan terhadap materi memungkinkan presentator memberikan jawaban
yang memuaskan atas setiap pertanyaan
audience.
3. Ciptakan Desain Slide yang Menarik
Pengenalan
audience dan penguasaan materi memang dua hal
yang mutlak dalam melakukan presentasi. Meskipun demikian, bantuan
secara visual juga tidak kalah penting untuk mempermudah
audience memahami materi yang disampaikan.
Seorang presentator bisa saja menyajikan presentasi dalam bentuk
pidato yakni hanya mengandalkan komunikasi lisan. Metode presentasi
tersebut tentunya kurang sesuai untuk jenis presentasi berbasis
pembelajaran seperti pelatihan, perencanaan program kerja, pengenalan
produk, dan lain sebagainya. Selain itu, presentasi yang hanya
mengandalkan komunikasi lisan bisa jadi inti materi yang ingin
disampaikan kepada
audience kurang mengenai sasaran. Oleh sebab
itu, setiap presentasi membutuhkan alat bantu visual berupa slide yang
menampilkan poin-poin materi yang ingin disampaikan.
Alat bantu visual dalam presentasi haruslah didesain secara menarik. Hal ini dimaksudkan agar
audience
senantiasa antusias mengikuti jalannya presentasi dan tidak mengalihkan
perhatiannya pada hal-hal lain seperti berbicara dengan
audience lain, bermain handphone, mengantuk, bahkan meninggalkan ruang tempat presentasi berlangsung.
Selain desain visual yang menawan, presentator juga perlu
memperhatikan teknik menampilkan konten materi pada slide. Adapun teknik
yang dimaksudkan di antaranya mencakup:
- Penggunaan jenis font yang jelas dan berukuran besar. Hal ini dimaksudkan agar audience yang duduk di baris belakang bisa melihat materi yang ditampilkan dalam slide.
- Penggunaan bullet untuk menampilkan poin-poin dari materi
yang disampaikan. Secara umum presentasi menyajikan banyak hal, namun
jika presentator tidak merangkumnya dalam deretan poin-poin materi,
justru audience bisa jadi sulit untuk memahami materi yang ingin disampaikan oleh presentator.
- Jangan menggunakan bullet secara bertingkat, karena hal tersebut dapat menimbulkan kebingungan audience terkait dengan materi, di mana audience bisa jadi beranggapan bahwa materi yang disampaikan memiliki topik lebih dari satu.
- Tampilkan tabel, grafik, ataupun diagram untuk menunjukkan trend
atau prospek ke depan berkenaan dengan topik materi yang disampaikan.
- Membuat salinan materi untuk mengantisipasi gangguan yang tidak
dapat dihindari misalnya seperti listrik padam, LCD rusak, laptop error, dan lain sebagainya.
4. Animasikan Tubuh
Tampilan slide dengan efek animasi yang beragam memang tampak lebih
menarik. Namun, jika tidak dibarengi dengan kemampuan presentator
menampilkan
body language yang sesuai, maka presentasi tidak
akan berjalan sukses. Sebagai contoh misalnya, presentator telah
menyiapkan desain slide dengan efek animasi sedemikian rupa, tetapi
ketika menyampaikan materi, sang presentator hanya duduk atau berdiri
kaku saja, maka bisa dipastikan efek animasi pada slide bukan lagi
sesuatu yang menarik tapi justru membosankan.
Dalam setiap jenis presentasi,
body language sangatlah
diperlukan. Apapun style presentasi yang diterapkan baik formal maupun
non-formal, seorang presentator haruslah memiliki
body language
yang memadai. Gerak tubuh yang ‘lentur’ ketika menyajikan presentasi
akan menciptakan suasana lebih santai dan nyaman, sehingga audience
tetap antusias untuk mengikuti jalannya presentasi hingga usai.
5. Libatkan Audience
Apa jadinya jika presentasi hanya menampilkan komunikasi satu arah? Tentunya tidak akan seru dan
boring alias membosankan. Presentasi sebenarnya juga merupakan proses komunikasi dua arah yakni antara presentator dengan
audience
dan sebaliknya. Oleh sebab itulah dalam setiap presentasi umumnya
dibagi dalam beberapa sesi, di mana ada waktu bagi presentator untuk
menyajikan materi dan ada pula waktu bagi presentator untuk memberikan
tanggapan atas pertanyaan
audience.
Meskipun presentator telah mempersiapkan materi secara matang, namun tidak semua materi yang disampaikan dapat dipahami oleh
audience. Untuk mengetahui sejauhmana
audience dapat memahami materi, presentator bisa memberikan kesempatan kepada
audience untuk bertanya atau sebaliknya memberikan pertanyaan kepada
audience. Interaksi antara presentator dengan
audience tersebut dapat mencairkan suasana tegang yang muncul akibat
audience terlalu serius mendengarkan presentator.
Audience yang
dilibatkan dalam presentasi tersebut akan merasa dihargai karena diberi
kesempatan untuk bertanya, beropini, dan memberikan tanggapan atas
materi yang disampaikan presentator. Dengan demikian, ‘mimbar’
presentasi tidak hanya didominasi oleh presentator.
6. Akhiri Presentasi dengan Sebuah Pesan
Setiap komunikasi pastilah memiliki kesimpulan. Demikian pula halnya dengan presentasi. Untuk memberikan kesan yang kuat kepada
audience, seorang presentator perlu menutup presentasi dengan sebuah pesan yang jelas.
Setiap orang pastilah memiliki keterbatasan daya ingat, termasuk pula
audience. Artinya, tidak semua materi presentasi yang disajikan dapat diingat oleh
audience.
Berkenaan dengan hal tersebut, presentator perlu membuat suatu
ringkasan atau poin-poin kesimpulan dari seluruh materi yang
disampaikan. Adanya poin-poin kesimpulan tersebut setidaknya mampu
membantu
audience untuk mengingat kembali hal-hal penting yang telah diutarakan.
Setelah mengetahui trik-triknya, apakah Anda masih beranggapan bahwa
presentasi merupakan aktivitas yang menakutkan dan menegangkan?
Sumber: http://mjeducation.co/trik-membuat-presentasi-lebih-menarik/